Sabtu, 25 Juni 2011

Bisnis baruku

Kalo denger bisnis, dulu aku pasti mikirnya, bapak-bapak pake kemeja, dasi, jas, bawa mobil mewah. trus ketemu dengan orang-orang yang berpakaian sama lalu mengobrol sebentar. jabat tangan trus menemui orang yang lain. Ya, soalnya aku selalu ngeliat bapakku gitu, jadi aku mikirnya bisnis itu keren tapi ga semua orang mampu kayaknya.

Pemikiranku ternyata salah. Kata bapak, bisnis itu bukan selalu seperti bapak (lha iya, beliau bisnis mesin tekstil), tapi bisnis juga bisa dijalankan oleh siapa aja. A Ujang contohnya, seorang ustadz yang juga bisnis Donat keliling dan Brownies. Atau jualan lotek kayak kakaknya temenku juga itu bisnis, kata Bapak. oooh...gitu... aku kira bisnis itu selalu berdasi.

Aku pernah nyobain bisnis kecil-kecilan semenjak sekolah. Bisnis kerudung, pulpen, pensil, penghapus sampe sekarang kuliah, aku masih suka bisnis (jualan maksudnya hehe). Semester awal, aku bisnis makanan di kampus. Mulai dari bala-bala (sejenis gorengan mirip bakwan), lemper, karoket, kue lapis, burger, donat, brownies, daaaan masih banyak lagi. Juga singkong, itu yang paling mudah dan banyak untungnya. Ya, dulu, semester awal semangat banget dagang. Pagi-pagi udah di kampus, jualan. Di kelas nunggu dosen, jualan. Pergantian kelas, jualan. Di bawah tangga mesjid, jualan. Di tempat duduk duduk pinggir gedung kampus, jualan. di mana -mana deh pokoknya (hehe udah ga ada yang namanya malu ju