Senin, 11 Juli 2011

Mutiara

Kalau kamu bertanya mengapa?
Aku tak bisa menjawabnya. Namun yang harus kamu tahu. Ketika aku menyayangi sesuatu, aku bisa menjaganya sampai sesuatu itu memang ingin meninggalkanku. Apalagi jika aku menyayangi seseorang tentu akan lebih kulindungi.
Tak peduli darimana dia berasal, bagaimana masa lalunya. Aku hanya peduli hari ini dan masa yang akan datang. Aku datang untuk mengangkat derajatnya karena yang kutahu dialah yang berada di telapak kaki ibunya. Aku terkagum dengan itu.
Apa? Kalian menyesal tak memilihnya? Hmmm…karna kalian selalu melihat materi. Aku pernah memiliki materi lebih banyak dari kalian. Jadi pantaskah aku mengharap materi yang lebih. Aku diajarkan untuk jeli melihat mutiara di dasar laut yang gelap. Hingga kutemukan dia. Mutiara yang tertimbun. Aku berjanji akan mengambilnya dan menunjukkan pada dunia kalau dia benar-benar mutiara.
Terserah apa yang kau pikirkan. Membanding-bandingkan aku dengan dia? Mencari kesalahannya? Aku tetap dalam pendirianku. Karena apa yang kuharapkan adalah yang kujalani. Pernah mendengar kekuatan keyakinan. Itu yang kumiliki hingga sekarang.
Guruku berkata, aku telah tumbuh dewasa. Ia berkata, aku akan jadi orang hebat. Kau tahu saat itu aku hanya anak remaja yang rendah diri dan belum menemukan jati diri.
Tapi guruku senantiasa meyakinkanku. Aku belum mengerti apa yang dia katakan saat itu. Tapi sekarang aku tersenyum mengingatnya. Tak lama air mataku tak mampu lagi kubendung.
Mungkin tak lama lagi aku akan menikah. Ingin rasanya guruku hadir melihatku. Melihatku telah sesuai harapannya. Keyakinannya terwujud.
Bersiap pada kehidupan yang baru adalah tantangan sekaligus kekhawatiran. Namun bukankah hidup adalah petualangan? Aku tahu apa yang kulakukan. Dan aku yakin dengan pilihanku. Mutiara. ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar